Spesifikasi biodiesel ditentukan oleh Badan Standardisasi Nasional melalui Standar Nasional Indonesia (SNI). Tabel Standar Nasional Indonesia untuk biodiesel No Karakteristik Satuan Nilai Metode Uji 1 Angka Setana min. 51 ASTM D 613 2 Massa Jenis (400 C) kg/m3 820 - 860 ASTM D 1298 3 Viskositas kinematik ( 400 C) mm2/s (cSt) 2.3 - 6.0 ASTM D 445 4 Titik Nyala (Flash Point) 0C min. 100 ASTM D 93 5 Titik Kabut (Cloud Point) 0C max. 18 ASTM D 2500 6 Titik Tuang (Pour Point) 0C max. 18 ASTM D 97 7 Kandungan Air %-volume max. 0.05 ASTM D 2709 8 Gliserol Bebas %-massa max. 0.02 AOCS Ca 14-56 9 Gliserol Total %-massa max. 0.24 AOCS Ca 14-56 10 Total Acik Number (TAN) mg KOH/gr max. 0.8 ASTM D 664 11 Soponification Number mg KOH/gr - perhitungan 12 Ester Content %-massa min. 96.5 perhitungan Keterangan spesifikasi biodiesel dapat dilihat dibawah ini : # Angka setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri (auto ignition). Skala untuk angka setana biasanya menggunakan referensi berupa campuran antara normal setana (C16H34) dan alpha metyl napthalena (C10H7CH3) atau dengan heptemethylnonane (C16H34). # Massa jenis menunjukkkan perbandingan berat persatuan volume. Karakteristik ini berkaitan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan volume bahan bakar. # Titik nyala atau titik kilat ( flash point ) adalah titik temperatur terendah yang # Titik kabut atau titik awan (Cloud Point) adalah temperatur saat minyak mulai berkeruh bagaikan berkabut, tidak lagi jernih pada saat didinginkan. Jika temperature diturunkan lebih lanjut akan didapat titik tuang. # Titik tuang (Pour Point) adalah Temperatur terendah yang menunjukkan mulai terbentuknya kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Titik ini dipengaruhi oleh derajat ketidak jenuhan (angka iodium). Semakin tinggi ketidakjenuhan, titik tuang akan semakin rendah. Titik tuang juga dipengaruhi panjang rantai karbon. Semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik tuangnya. # Kadar air (Water Content) yang nilainya diatas ketentuan akan menyebabkan reaksi yang terjadi pada konversi minyak lemak tidak sempurna (terjadi penyabunan). Bisa juga terjadi pada hidrolisis pada biodiesel sehingga akan meningkatkan bilangan asam, menurunkan PH dan meningkatkan sifat korosif. Pada temperatur rendah, air dapat mendorong terjadinya pemisahan pada biodiesel murni dan dalam proses blending. Sementara itu, sedimen pada biodiesel dapat menyumbat dan merusak mesin. # Gliserol bebas (Free Gliserol) adalah gliserol yang hadir sebagai molekul gliserol dalam bahan bakar biodiesel. Gliserol bebas ada karena proses pemisahan antara ester dan gliserol yang tidak sempurna. # Gliserol Total (Total Gliserol) adalah jumlah gliserol bebas dan gliserol terikat. Gliserol terikat (bonded glycerol) adalah gliserol yang dalam bentuk molekul mono, di dan trigliserida. # Angka Asam Total (Total Acid Number) adalah banyaknya mili gram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam – asam bebas di dalam satu gram contoh biodiesel. Angka asam yang tinggi merupakan indikator biodiesel masih mengandung asam lemak bebas, berarti biodiesel bersifat korosif dan dapat menimbulkan jelaga atau kerak di injektor mesin diesel. # Angka penyabunan (Saponification Number) adalah banyak mili gram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram contoh biodiesel. # Kadar ester (Ester Content) adalah banyak kadar ester dalam persentase pada satu sample.
menyebabkan bahan bakar menyala. Penentuan titik nyala ini berkaitan dengan keamanan dalam penyimpangan dan penanganan bahan bakar.
Pesan pada Alumni Al-Khoirot di Mesir
1 week ago
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas komentar yang membangun yang telah Anda Berikan.